Bismillah..
Pak Oga: Bermodal Ikhlas
Saudara-saudara-ku, taukah Anda
dengan ‘Pak Oga’? Jujur, saya dulu tidak paham ketika Ayah dan Ibu saya
menyebut-nyebut ‘Pak Oga’ ketika melintasi perempatan jalan dan melihat ada
seorang bapak-bapak yang semprat-semprit
berupaya mengatur lalu lintas. Aduh..polos ya saya. Hehe :3 Ternyata Pak Oga
itu adalah seseorang yang stay di
perempatan atau pertigaan jalan untuk membantu arus lalu lintas supaya tertib
dan teratur. Biasanya Bapak-bapak, bukan mas-mas. Kalo mas-mas nanti jadi Mas Oga.
Hehe.. Tetapi sampai saat ini saya belum begitu paham kenapa disebut dengan Pak
‘Oga’.. Yang membuat saya berdecak kagum, mereka tidak ada yang meng-gaji.
Berbeda dengan satpam yang pasti digaji, atau tukang parkir yang pasti akan
dibayar oleh setiap pengendara yang parkir. Tetapi Pak Oga tidak.. Hanya
beberapa pengendara saja yang bersedia membuka jendela mobil, mengulurkan
tangan dan memberi beberapa lembar uang.. Belum lagi jika pengendara sepeda
motor. Kebanyakan dari mereka belum peduli dengan kehadiran Pak Oga di
tengah-tengah mereka. Padahal jasa Pak Oga itu luar biasa.. Di tengah terik
panas matahari, mereka berjuang menahan panas demi membuat pengendara motor
maupun mobil dapat berkendara dengan nyaman.. terlihat dari pancaran mata
mereka bahwa semangat itu masih menyala-menyala. Walaupun saya paham, hasil
yang mereka peroleh kurang dari cukup.. Subhanallah..
Tetapi itulah arti kata ‘Ikhlas’ ketika hasil adalah peringkat ke sekian, yang
penting bermanfaat bagi sesama. Itu yang saya tangkap. Subhanallah..kita yang
masih muda, belum tentu mempunyai pemikiran yang sama seperti Pak Oga. Padahal
generasi muda adalah tonggak untuk generasi mendatang. Jika generasi muda yang sekarang
mudah mengeluh, melakukan sesuatu dengan pamrih, mau jadi apa?
Allah menghadirkan segala sesuatu
pasti punya maksud. Sama ketika saya melihat Pak Oga. Allah sedang menyuruh
saya bersyukur.. betapa hidup yang Allah beri penuh nikmat.. betapa kita perlu
menghargai, menghormati orang-orang yang kurang beruntung di sekitar kita. Dari
segi finansial, mereka memang kurang beruntung. Tetapi dari segi moral, apakah
kita pikir mereka juga kurang beruntung? Saya rasa tidak. Allah memberi
kelapangan hati.. Allah memberi mereka rasa ikhlas. Rela berpanas-panas ria
demi membantu orang lain. Tidak dibayar. Ya, mereka adalah termasuk golongan
orang-orang yang kaya hati. Lalu kita? Bukankah kaya hati lebih baik daripada
kaya harta? Tetapi ada pilihan yang jauh lebih baik lagi. Kaya Hati + Kaya
Harta. Setuju kan, sahabat? Bukankah islam tidak pernah menyuruh kita untuk
bermalas-malasan? Berputus asa? Bukankah ada pepatah islam: Man Jadda Wajada yang artinya siapa yang
bersungguh-sungguh dia akan berhasil? Bukankah menuntut ilmu dalam islam adalah
wajib hukumnya? Tentu maksud dari ‘ilmu’ itu luas sekali. Tak hanya sebatas
ilmu akademik, melainkan ada yang lebih penting, yaitu ilmu agama islam, ilmu
akhirat. Selain itu, ilmu ada di mana-mana. Iya, di sekitar kita. Allah
hadirkan ilmu di manapun kita berada dan bagaimanapun keadaan kita. Sekarang
tinggal kita, apakah mau belajar? Apakah mau memahami ilmu di sekitar? Hmm...Alangkah
baiknya kita berupaya keras untuk menghasilkan uang yang banyak untuk diberikan
manfaatnya kepada khalayak. Bukankah itu lebih baik? Rasulullah pun begitu.
Siapa yang bilang bahwa Rasulullah itu tidak berpunya? SALAH BESAR. Nabi
Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wasallam sungguh kaya raya. Tetapi Beliau sangat
tawadhu sekali. Tak pernah sekalipun menampakkan kekayaannya. Dan satu lagi,
Diriwayatkan
dari Aisyah RA :
“Sungguh Nabi SAW shalat malam hingga merekah kedua telapak
kakinya. Aisyah berkata kepada beliau :”Mengapa engkau melakukan hal ini, wahai
Rasulullah, padahal Allah SWT telah mengampuni dosa-dosamu yang telah lalu dan
yang akan datang?”, Beliau menjawab, “Apa aku tidak ingin menjadi hamba yang
bersyukur?” (HR Bukhari dan Muslim)
Subhanallah.. Sungguh, Rasulullah
adalah sebaik-baiknya teladan. Betapa mulianya Beliau. Walau sudah diampuni segala
dosanya oleh Allah, tetapi tak menyurutkan upaya keras untuk bersyukur kepada
Rabb...
Dengan
hadirnya Pak Oga, kita mampu belajar banyak hal. Tentang kerendahan hati..rasa
syukur..usaha keras..dan yang terpenting adalah...letak kebahagiaan bukan pada
banyaknya harta yang kita miliki. Melainkan kekayaan hati. Pak Oga..dengan
modalmu yang hanya berwujud ikhlas, semoga Allah senantiasa menaungimu dengan
keridhoan-Nya... Semoga istiqomah membantu sesama tanpa harap imbalan
sedikitpun. Barakallah, Pak Oga. Aamiin.. :)
Semoga bermanfaat.. :)
-FNK-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar